Jumat, 11 Desember 2015

skripsi fisika tentang Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Dengan Menggunakan Media Powerpoint Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Di Kelas VIII MTs Mambaul Ulum Sampang (BAB II Lanjutan)

 jika ingin melihat halaman sebelumnya, silahkan buka di sini

2.2    Pengertian Media Powerpoint
Powerpoint merupakan salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,  mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan  baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage). (Tejo Nurseto) dalam Fitri Nor Fauzah (2013 : 25).
Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian  piranti lunak karena sudah berada di dalam microsoft office. Jadi pada waktu penginstalan program microsoft office dengan sendirinya program ini akan  terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer.
Menurut Tejo Nurseto dalam Fitri Nur Fauzah (2013 : 19). Kelebihan   Powerpoint antara lain: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat,  mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat  diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa biaya, dapat dikoneksikan dengan internet.
Adapun Prosedur pembuatan media powerpoint adalah:
a.    Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara  program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang  kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi  ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll.
b.    Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi dan suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat  dilakukan dengan cara mencari melalui internet (browsing), menggunakan  yang sudah ada di direktori anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio, dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan utama misalnya buku, modul dan makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau poin-poin.
c.    Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses  pengerjaan di powerpoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk  slide show atau web pages.
d.   Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan  review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan.

2.3  Peningkatan Hasil Belajar
Belajar dan hasil belajar merupakan suatu proses penyimpanan informasi-informasi menjadi struktur kognitif. Struktur kognitif ini dapat memperlihatkan struktur pengetahuan yang diperoleh seseorang (Gredler) dalam Ana Shofia (2011 : 21). Pencapaian tujuan belajar oleh siswa disebut juga hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Belajar sebagai suatu perubahan dalam posisi atau kapabilitas manusia. Perubahan ini menunjukkan kinerja (perilaku), yang berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa). Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar (Gagne) dalam Ana Shofia (2011 : 23).
Abin Syamsudin dalam Ana Shofia (2011 : 27) menyatakan bahwa hasil belajar dapat dimanifestasikan dalam wujud sebagai berikut :
a.    Pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, informasi, prinsip, hukum atau kaidah prosedur, pola kerja atau teori system nilai-nilai, dan sebagainya.
b.    Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (proses berfikir, mengingat atau mengenal kembali), perilaku psikomotor (keterampilan-keterampilan psikomotorik termasuk yang bersifat ekspresif) dan perilaku afektif/sikap (sikap-sikap apresiasi, penghayatan, dan sebagainya).
c.    Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian baik yang selalu dapat diamati dalam wujud perilaku maupun yang mungkin pada suatu waktu tertentu, hanya siswa yang bersangkutan yang dapat menghayatinya.
Bloom dan kawan-kawannya sebagaimana dikutip oleh Degeng dalam Hasnawati (2006 : 43) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga domain, yaitu “ranah kognitif, psikomotor dan afektif/sikap”. Ranah kognitif, menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual. Ranah psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik dan ranah afektif/sikap berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi yang dipelajari. Selanjutnya, ranah kognitif menjadi enam aspek yaitu; pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan penilaian (evaluation).
Jadi siswa dikatakan telah mengalami peningkatan hasil belajar apabila adanya perubahan kemampuan siswa setelah proses pembelajaran, yaitu mampu mengingat, memahami atau mengerti apa yang sudah dipelajari, memberikan penjelasan yang lebih rinci atau menguraikan kembali dengan menggunakan kalimat sendiri dan mampu mengaplikasikan atau menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dilingkungannya maupun dilingkungan masyarakat.

2.4  Pembelajaran Konvensional
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar terdapat beberapa pendekatan diantaranya adalah pendekatan konvensional atau pengajaran tradisional. Burrowes dalam Ana Shofia (2011 : 44) menyatakan bahwa “pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata”.
Pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri yaitu pembelajaran berpusat pada guru, terjadi passive learning, interaksi di antara siswa kurang, tidak ada kelompok-kelompok kooperatif, dan penilaian bersifat sporadis.
Djamarah dalam Hasnawati (2006 : 22) pendekatan pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.
Pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai “pentransfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tersebut sama halnya dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori. Samsudin Maknum yang dkutip oleh Hasnawati (2006 : 54 ) mengemukakan bahwa  guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sehingga siswa hanya menyimak dan mencerna materi yang disampaikan dengan teratur dan tertib.
Pendekatan konvensional memiliki beberapa kelemahan, yakni :
a.    Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.
b.    Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari.
c.    Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis.
d.   Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi.

2.5  Bunyi
Bunyi termasuk salah satu jenis gelombang yang dapat dirasakan oleh indra pendengaran. Benda yang bergetar menimbulkan bunyi. Benda tersebut dinamakan sumber bunyi. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan molekul-molekul udara yang ada disekitarnya. Selanjutnya, molekul-molekul udara yang bergetar akan menjalarkan getarannya ke molekul-molekul udara di dekatnya. Demikian seterusnya, sampai molekul-molekul udara yang ada di sekitar telinga kita ikut bergetar sehingga kita dapat mendengar bunyi.
Bunyi memiliki cepat rambat yang bergantung pada mediumnya. Makin tinggi suhu suatu medium, pada umumnya makin besar cepat rambat bunyi pada medium tersebut. Hal ini dikarenakan makin tinggi suhu, makin cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut. Akibatnya proses perpindahan makin cepat. Selain itu, makin keras medium umumnya makin besar cepat rambat bunyi dalam medium tersebut, penyebabnya adalah makin keras medium maka makin kuat gaya kohesi antar partikel.

2.6  Kerangka Berfikir
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Seorang siswa apabila terlibat secara aktif di dalam proses pembelajaran, maka hal tersebut akan menambah wawasan dan pengetahuan pada diri siswa tentang materi yang dipelajari, selain itu siswa bisa menghubungkan antara materi yang telah dipelajari dengan melakukan eksperimen. Apabila pada diri siswa sudah paham dan mengerti tentang konsep materi yang akan dipelajari maka hal tersebut bisa meningkatkan hasil belajarnya.
Selain Pendekatan CTL, penggunaan media pembelajaran juga sangat menunjang pada keefektifan pembelajaran. Penggunaan media yang dimaksud adalah media powerpoint. Penggunaan media powerpoint juga dapat membantu siswa untuk lebih memahami, termotivasi dan menarik untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa cenderung tetap ingat terhadap materi yang disampaikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang diperoleh dari hasil belajar atau hasil tes.
Dari pernyataan diatas, peneliti menarik suatu prediksi bahwa:
“Pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan media powerpoint merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa cenderung aktif, sedangkan pada pembelajaran dengan pendekatan konvensional siswa cenderung pasif karena pembelajaran berpusat pada guru”.
Berdasarkan paparan tersebut diatas, maka peneliti memprediksikan penelitian dengan judul “pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan menggunakan media powerpoint terhadap peningkatan hasil belajar IPA Fisika siswa di kelas VIII MTs Mambaul Ulum Sampang” dapat membantu siswa dalam mengembangkan daya fikirnya untuk menghubungkan suatu konsep dengan kehidupan nyata di sekitarnya.

untuk ke BAB selanjutnya, buka di sini

0 komentar:

Posting Komentar