Selasa, 01 Desember 2015

skripsi fisika tentang Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Dengan Menggunakan Media Powerpoint Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Di Kelas VIII MTs Mambaul Ulum Sampang (BABA II)

untuk melihat BAB sebelumnya, silahkan klik di sini



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1  Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
2.1.1  Pengertian  Contextual Teaching and Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural. (Hanafiah dan Suhana) dalam Rindang Wijayanti (2011 : 18).
Contextual teaching and learning merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari (Wina Sanjaya) dalam Hasnawati (2006 : 57).
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa mambuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen pembelajaran efektif. (Trianto, 2007:103).
8
Ketujuh komponen utama pembelajaran efektif yang mendukung terhadap pembelajaran fisika dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) tersebut penjelasannya adalah Depdiknas (2003:10-20):
a.    Konstruktivisme (Contructivisme)
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual. Maksud kontruktivisme disini yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak mendadak. Dalam hal ini, manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi  melalui pengalaman nyata.
b.    Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam pembelajaran, bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan penemuan (inquiri), yaitu menggali, mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
c.    Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dalam hal ini tugas guru yang harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.
d.   Masyarakat belajar (Learning Community).
Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari hasil bagi antara teman, antara kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah, seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar akan memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Oleh karena itu, dalam kelas kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar.
e.    Pemodelan (Modeling)
Pemodelan kontekstual maksudnya, bahwa dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu harus ada model yang bisa ditiru. Pemodelan akan lebih mengefektifkan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk ditiru, diadaptasi, atau modifikasi. Dengan adanya suatu model untuk dijadikan contoh biasanya konsep akan lebih mudah dipahami atau bahkan bisa menimbulkan ide baru. Salah satu contoh pemodelan dalam pembelajaran fisika misalnya mempelajari contoh penyelesaian soal, penggunaan alat peraga, cara menemukan kata kunci dalam suatu bacaan atau cara membuat skema konsep. Pemodelan ini tidak harus selalu oleh guru, bisa juga oleh siswa atau media yang lainnya.
f.     Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Dalam pembelajaran, pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan demikian, siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya. Kunci dari semuanya adalah begaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa. Siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru itu.
g.    Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)
Authentic Assessment adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif berkenaan dengan seluruh aktivitas pembelajaran yang meliputi proses dan produk belajar sehingga seluruh usaha siswa yang telah dilakukanya mendapat penghargaan. Penilaian autentik seharusnya dilakukan dari berbagai aspek dan metoda sehingga menjadi objektif. Dalam penelitian ini aspek yang menjadi penilaian yaitu aspek afektif, aspek psikomotorik tiap siswa dan unjuk kerja kelompok serta tes tertulis untuk menilai tingkat penguasaan siswa terhadap materi bahan ajar.
Dari pendapat diatas ditarik kesimpulan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang bertujuan supaya peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.2 Karakteristik Pendekatan CTL
Menrurut Muslich (2007: 42) Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.    Pembelajaran dilaksanakan dalam kontekstual autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
b.    Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningfull learning).
c.    Pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing).
d.   Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi dan saling mengoreksi antar teman (Learning in group).
e.    Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerjasama dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
f.     Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan mementingkan kerjasama (learning to ask, to inquiri, to work together).
g.    Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an enjoy activity).

2.1.3 Tujuan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Tujuan CTL dalam proses pembelajaran yaitu membantu siswa dalam memahami konsep sehingga pembelajaran lebih bermakna. Membantu siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain dan menghubungkan konsep dengan kehidupan nyata sehari-hari.

2.1.4 Langkah-langkah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Trianto (2007: 106) Secara garis besar langkah-langkah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam kelas sebagai berikut :
1.    Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2.    Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3.    Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4.    Menciptakan masyarakat belajar (belajar dengan kelompok-kelompok).
5.    Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6.    Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
7.    Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

2.1.5  Kelebihan pendekatan Conextual Teaching and Learning (CTL)
1.    Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
2.    Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pendekatan CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.

untuk ke halaman selanjutnya, buka di sini

0 komentar:

Posting Komentar